Beranda Ekonomi Keuangan Rupiah Senin pagi turun 30 poin menjadi Rp16.240 per dolar AS Rupiah Senin pagi turun 30 poin menjadi Rp16.240 per dolar ASadminbuid - Keuangan29 April 2024 KomentarBagikan Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi, turun 30 poin atau 0,19 persen menjadi Rp16.240 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.210 per dolar AS. KomentarBagikanBaca JugaIHSG Jumat dibuka menguat 27,15 poinRupiah Jumat pagi melemah 35 poin menjadi Rp15.459 per dolar ASRakyat Bersatu Untuk Indonesia Maju Bersama Ikatan Wajib Pajak Indonesia (IWPI)IHSG diprediksi mendatar seiring ‘wait and see’ kebijakan The FedRupiah naik setelah inflasi PCE AS Mei 2024 turunRupiah melemah setelah pernyataan “hawkish” pejabat The FedAnalis : Pasar kripto ‘wait and see’ jelang rilis CPI dan FOMC The FedRupiah melemah di tengah pasar tunggu rilis data inflasi inti ASRupiah berpotensi turun karena data tenaga kerja AS yang lebih baikRupiah Jumat pagi menanjak 30 poin menjadi Rp16.233 per dolar ASRupiah Jumat pagi naik 15 poin menjadi Rp16.250 per dolar ASRupiah menguat seiring data NFP AS lebih rendah dari perkiraanBerita TerkaitIHSG Jumat dibuka menguat 27,15 poinRupiah Jumat pagi melemah 35 poin menjadi Rp15.459 per dolar ASRakyat Bersatu Untuk Indonesia Maju Bersama Ikatan Wajib Pajak Indonesia (IWPI)IHSG diprediksi mendatar seiring ‘wait and see’ kebijakan The FedRupiah naik setelah inflasi PCE AS Mei 2024 turunRupiah melemah setelah pernyataan “hawkish” pejabat The FedAnalis : Pasar kripto ‘wait and see’ jelang rilis CPI dan FOMC The FedRupiah melemah di tengah pasar tunggu rilis data inflasi inti ASRupiah berpotensi turun karena data tenaga kerja AS yang lebih baikRupiah Jumat pagi menanjak 30 poin menjadi Rp16.233 per dolar ASRekomendasi untuk kamuIHSG Jumat dibuka menguat 27,15 poinRupiah Jumat pagi melemah 35 poin menjadi Rp15.459 per dolar ASRakyat Bersatu Untuk Indonesia Maju Bersama Ikatan Wajib Pajak Indonesia (IWPI)IHSG diprediksi mendatar seiring ‘wait and see’ kebijakan The Fed