Tasikmalaya: Presiden Joko Widodo menyatakan pembangunan Bendungan Leuwikeris di Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat menelan biaya paling besar senilai Rp3,5 triliun, dibandingkan nilai biaya bendungan yang sudah diresmikan sebelumnya.
“Ini bendungan, dari 44 bendungan yang sudah saya resmikan, ini adalah bendungan yang menelan biaya paling besar Rp3,5 triliun,” kata Presiden saat meresmikan Bendungan Leuwikeris di Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya, Kamis, 29 Agustus 2024.
Jokowi menuturkan Bendungan Leuwikeris itu dibangun sejak 2016 atau selama delapan tahun pembangunannya dengan dana bersumber dari APBN senilai Rp3,5 triliun.
Biasanya anggaran untuk pembangunan bendungan, kata Presiden, seperti yang sudah diresmikan sebelumnya besaran biayanya sekitar Rp800 juta, dan yang paling besar Rp1,5 triliun.
“Biasanya Rp800 miliar, Rp1 triliun atau Rp1,5 triliun, ini sekali lagi Rp3,5 triliun dengan luas genangan yang juga tidak kecil, 243 hektare, dan volume daya tampung juga sangat besar 81 juta meter kubik air,” katanya.
Jokowi berharap biaya yang cukup besar untuk pembangunan Bendungan Leuwikeris itu dapat memberikan banyak manfaat, di antaranya untuk pengendalian bencana alam banjir dan pembangkit listrik.
Selain itu, kata Presiden, Bendungan Leuwikeris dapat memenuhi kebutuhan air pertanian yang berdasarkan perhitungan mampu mengairi daerah irigasi seluas 11.200 hektare.
“Sudah dihitung, ini dapat mengairi daerah irigasi seluas 11.200 hektare, sangat besar sekali manfaatnya bagi para petani,” katanya.
Peresmian Bendungan Leuwikeris yang berada di perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dengan Ciamis itu ditandatai langsung oleh Joko Widodo dengan pemasangan replika kujang sebagai senjata khas Jawa Barat. Dok. BPMI Setpres